Monday, August 4, 2014

Ketika Gue Naksir Bahasa Jerman

Hello, guys, Wie geht’s? Oke, pakai bahasa nggak baku aja, ya? Setelah beberapa bulan lamanya gue nggak nyentuh blog pribadi gue ini, gue memutuskan untuk mulai menulis lagi. Kali ini tentang bagaimana gue bisa naksir sama bahasa Jerman. Gue juga akan berbagi ke kalian tentang cara-cara yang ditempuh supaya bisa belajar bahasa ini dengan mudah. Mungkin aja di antara kalian ada yang tertarik untuk belajar bahasa ini…

Awalnya ketika kelas 8, abang gue yang waktu itu kelas 2 SMA cerita ke gue kalo dia dapet mata pelajaran baru, yaitu bahasa Jerman. Dia bilang kalo bahasa ini tuh gampang nggak kaya bahasa Inggris, “Kalo disuruh milih, gue lebih pilih bahasa Jerman daripada bahasa Inggris. Lihat, gue bertahun-tahun belajar bahasa Inggris tapi gak bisa-bisa, sedangkan gue cuma beberapa bulan belajar bahasa Jerman tapi nilai gue bagus terus, tuh.” katanya. Memang sih, level bahasa Inggris sama bahasa Jerman buat kelas 2 SMA itu beda, beda banget. Bahasa Inggris untuk kelas 2 SMA itu udah hampir tingkat tinggi, tapi bahasa Jerman masih dasar; kaya greeting dan teman-temannya itulah.

Ketika gue masuk SMA (gue masuk SMA di tempat abang gue dulu sekolah), nggak tahu kenapa minat gue terhadap bahasa Jerman mulai muncul padahal di sekolah gue pelajaran bahasa Jerman belum ada untuk anak kelas 1. Mungkin karena termotivasi kata-kata abang gue dan gue suka nonton DW (Deutsche Welle) di TV. Acara itu membahas tentang teknologi, dan mungkin beberapa dari kalian udah tahu kalau teknologi yang diciptakan sama orang Jerman itu oke banget. Dari situ gue termotivasi untuk belajar bahasa Jerman, ya mungkin aja nanti gue dapet kesempatan untuk pergi ke sana dan belajar tentang teknologi lalu ilmunya gue terapin di Indonesia (aamiin). Gue juga pengen beda dari yang lain, banyak orang bisa bahasa Inggris—bahasa ter-mainstream di dunia, tapi nggak dengan bahasa Jerman. Gue mau nyoba hal yang menantang, karena sebenarnya gue suka tantangan, hahaha.

Mimpi gue yang satu itu emang tinggi banget, padahal di sekolah gue bukan siswi yang punya otak cemerlang. Tapi beberapa bulan lalu gue tetep nekad buat beli buku panduan belajar bahasa Jerman untuk pemula. Mama dan abang-abang gue kaget ketika mereka tahu gue beli buku itu, “emangnya bisa belajar sendiri?” mungkin itu yang ada di pikiran mereka saat itu. Nggak cuma dari buku panduan dan CD yang sepaket sama buku itu, gue juga belajar via situs web resmi dari Deutsche Welle. Di sana menyediakan fasilitas untuk belajar bahasa Jerman secara gratis dari level A1 sampai dengan B1, lumayan tuh untuk kalian yang males ngeluarin modal banyak untuk belajar bahasa asing. Kalian tinggal registrasi lalu kalian bisa mulai belajar. Apalagi, di situs itu juga bisa belajar listening, jadi serasa belajar dari native speaker gitu deh. Selain itu, gue belajar listening dan reading dengan menyimak lagu-lagu berbahasa Jerman, misalnya lagu dari Tokio Hotel yang judulnya Durch Den Monsun (Through the Monsoon).

Kalian pasti tahu, kemampuan seseorang dalam mempelajari bahasa asing itu beda-beda, bukan? Awal-awal gue belajar bahasa Jerman secara autodidaktik itu banyak mengalami hambatan (sebenarnya sampai sekarang juga, sih, hehe). Gue sempat mengalami kesulitan saat baca kalimat-kalimat yang menurut gue “aneh” (maklum, masih beginner). Tapi karena gue punya niat dan kebetulan bahasa Jerman itu masih serumpun sama bahasa Inggris, gue masih tetap ngelanjutin belajar sampai sekarang.

Karena gue belajar sendiri alias secara autodidaktik, gue nggak punya waktu khusus untuk belajar bahasa Jerman. Memasuki tahun ajaran baru gue mulai disibukkan dengan kegiatan dari ekstrakurikuler (sebenarnya ini nggak mengganggu, sih, tapi gue yang belum pintar ngatur waktu). Jadi kemampuan gue masih segini-gini aja. Masih cetek kaya pinggiran pantai. Gue sih, pengen banget bisa mahir dalam waktu singkat, tapi semua itu butuh proses dan makan waktu, guys. Jadi jangan berharap lo akan bisa mahir dalam waktu beberapa bulan aja. Soalnya peraturan di dalam bahasa Jerman itu ribet banget, lebih ribet daripada bahasa Inggris. Tapi kalo lo semua punya kemauan dan mau berusaha, pasti bisa.

Mungkin segini aja yang bisa gue share ke kalian. Gue nggak mau nulis panjang-panjang karena basically gue bukan orang yang bawel dan gue nggak mau bikin orang bosen. Kalau ada kritik dan saran, monggo tinggal komentar aja. Gue orang yang suka menerima kritik, kok. Danke, lho, udah mau baca. Tschüß!

No comments:

Post a Comment

Ads Inside Post